SIP News, Bandung Barat, – Ketika kita bekerja di satu perusahan swasta maupun pemerintahan maka kita harus benar – benar menunjukan dedikasi kita ke perusahaan itu sendiri dan kita harus jujur, di siplin, bekerja keras dan tanggung jawab.
Kegiatan rapat SPPG ini menjadikan momentum penting bagi penguatan komitmen Nasional dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, kuat, tangguh, dan bergizi.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Bandung Barat, Wakil Ketua DPR RI koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, H. Cucun Ahmad Syamsulrijal, M,.AP, dalam paparannya menegaskan” bahwasanya DPR memastikan MBG berjalan dengan epektif, aman, dan tepat sasaran.

Banyak dapur SPPG belum memenuhi standar CPPOB dan CDPB, salah satunya Garut bahan mentah dan matang di campur menjadi satu ruang, dan tidak semua memiliki sertifikat Laig Heiginis”.
“Pelaksana SPPG harus bekerja dengan dedikasi tinggi dan menjungjung nilai integritas, di karenakan apa – apa yang mereka jalankan adalah amanat konstitusi, bukan sekedar program proyek semata.
Negara sudah hadir mebuka peluang kerja dalam bentuk dapur gizi yang berada di berbagai daerah dan kota, maka oleh sebab itu jangan di sia – siakan amanah atau kepercayaan ini”. tegasnya Cucun Ahmad.
Badan Gizi Nasional ( BGN ) dan SPPG telah berhasil menciptakan dapur bergizi aktif di seluruh Indonesia hampir sekitar 14.000 dapur, jika mencapai target 30.000 dapur terwujudkan, maka jelas – jelas jutaan warga akan mendapat manfaat langsung, baik itu di bidang ketenagaan kerja, peningkatan gizi, dan kesejahteraan keluarga.

“Pasal 28A hingga 28C Undang – Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa hak warga Negara untuk hidup sehat dan sejahtera, maka oleh sebab itu mengajak seluruh jajaran SPPG untuk bekerja bukan karena perintah Undang – Undang semata, melainkan karena dorongan tanggung jawab konstitusional terhadap bangsanya”. pungkas Cucun Ahmad.
Masih di tempat yang sama Kepala Badan Gizi Nasional ( BGN ) Dr. Ir. Dadan Hindayana dalam paparannya keberhasilan program pangan dan giji naiosnal sangat bergantung pada tatakelola yang transparan, kolaboratif, dan berorientasi hasil yang nyata di lapangan.
“Kunci utama keberhasilan SPPG adalah pada akuntabilitas serta sinergi. semua kegiatan ini mengunakan APBN yang harus di pertanggung jawabkan dengan jujur, karena ini adalah uang rakyat yang harus kembali menjadi manfaat bagi rakyat”. tegas Dadan Hindayana.
Program dapur bergizi bukan sekedar agenda pangan, melainkan strategi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Melalui peningkatan kualitas gizi, Indonesia sedang mempersiapkan generasi unggul menuju gerasi Emas 2045.
“Setiap satu sendok makan bergizi yang di persiapka di dapur – dapur SPPG adalah investasi bagi masa depan bangsa, kita tidak hanya memberi makan, tetapi membangun kualitas manusia Indonesia”.
Di tempat yang sama Wakil Ketua Badan Gizi Nasional ( BGN ) Nanik, S. “memberi pemaparan penting kepada seluruh pelaksana SPPG di tingkat daerah agar menjaga kepercayaan publik dan menunjukan kinerja yang profesional”.
SPPG ini bukan sekedar struktur kerja semata, tetapi garda terdepan negara. Kita harus pastikan setiap rupian dari anggaran bergizi ini sampai kemasyarakat dengan manfaat yang nyata. Jaga amanah, jaga marwah lembaga, dan pastikan tidak adanya celah penyimpangan”. tegas Nanik.

“SPPG harus menjadi simbol ketulusan pengabdian dan teladan integritas dalam menjalankan amanat bangsa. Kita bekerja bukan untuk di lihat, tapi untuk rasakan hasilnya, masyarakat yang bergizi baik adalah pondasi bagi Indonesia yang kuat “. tuntas Nanik. S.
H. Cucun Ahmad Samsurijal, M,.AP dengan tegas” semua pihak harus menjaga kepercayaan ini dengan baik, karena di ujung nanti setiap laporan akan di audit secara menyeluruh oleh Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ).
Maka harus hati – hati dengan laporan fiktif, ini uang rakyat, jangan main – main. Kalau salah bukan hanya kepala atau pejabat yang di periksa, tapi juga pelaksana yang bertanggung jawab di lapangan”. tegasnya
Chandra



