SIP News, Ngamprah, Bandung Barat, – Semangat perubahan menuju Bandung Barat yang bersih dan berkelanjutan terus menggema. Kali ini, Camat Ngamprah, Agnes Virganty, menyampaikan komitmen kuatnya untuk menindaklanjuti arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terkait pelaporan data persampahan melalui aplikasi “Sampah Kita”, sebuah sistem informasi pengolahan sampah terintegrasi se-Jawa Barat.
Dalam kegiatan yang diadakan di Aula Berakhlak Kantor Kecamatan Ngamprah, Agnes mengungkapkan bahwa seluruh 11 desa di Kecamatan Ngamprah telah aktif berpartisipasi dalam upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kegiatan ini didampingi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat, yang memberikan informasi terbaru mengenai pengelolaan volume ritasi sampah yang kini telah kembali normal berkat kebijakan kolaboratif antara Bupati Bandung Barat dan Gubernur Jawa Barat.
“Alhamdulillah, ritasi sampah kini sudah normal kembali. Ini tentu membuat kami semakin bersemangat untuk terus berkolaborasi bersama masyarakat dalam edukasi pengelolaan sampah dari rumah. Mulai dari memilah, mendaur ulang, hingga mengelola sampah organik menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Agnes dengan penuh semangat.
Agnes juga menekankan pentingnya peran Satgas Sampah yang sudah terbentuk di seluruh 16 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, termasuk di Ngamprah. Ia mengajak setiap desa untuk berperan aktif melalui program bank sampah dan proyek percontohan RW (4 RW Project) yang menjadi fokus penataan lingkungan.
Salah satu hal menarik dalam kegiatan tersebut adalah kehadiran Ketua Saung Maggot Bandung Barat, Asep Saepuloh, yang memberikan inspirasi kepada masyarakat tentang bagaimana sampah dapur dapat diolah menjadi maggot, yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, sampah anorganik seperti plastik dan logam juga dapat dijual ke bank sampah, memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga.
Agnes menegaskan bahwa melalui gerakan ini, pemerintah ingin menanamkan kesadaran bahwa sampah bukan lagi masalah, tetapi potensi ekonomi. “Kita ingin mengubah cara pandang masyarakat. Sampah jangan langsung dibuang, tapi pilah dulu. Yang organik bisa jadi kompos atau pakan maggot, sedangkan yang anorganik bisa jadi tabungan di bank sampah. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa waktu lalu, pihak kecamatan telah mengunjungi Bank Sampah di Desa Pakuhaji, yang menjadi contoh sukses bagaimana pengelolaan sampah bisa menjadi kegiatan produktif, mandiri, dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Camat Ngamprah berharap semangat gotong royong dalam pengelolaan sampah dapat terus tumbuh, sehingga cita-cita besar “Bandung Barat Zero Waste” bukan hanya slogan, tetapi benar-benar menjadi kenyataan di tengah masyarakat.
Red